gaya belajar2

Gaya Belajar

Gaya Belajar adalah

  1. Cara yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan memproses informasi tersebut
  2. Cara untuk mencari jalan agar belajar menjadi hal yang mudah dan menyenangkan, karena belajar membutuhkan konsentrasi.

Macam-macam Gaya Belajar

  1. Visual (belajar dengan cara melihat)

Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat. Bagi siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata (visual). Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas.

  • Auditori (belajar dengan cara mendengar)

Lirikan kekiri/kekanan mendatar bila berbicara, berbicara sedang-sedang saja. Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya).

  • Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)

Lirikan kebawah bila berbicara, berbicara lebih lambat. Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Siswa yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.

Ciri-ciri dari Masing-masing Gaya Belajar

Ciri-ciri gaya belajar visual :

  1. Bicara agak cepat
  2. Tidak mudah terganggu oleh keributan
  3. Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar
  4. Lebih suka membaca dari pada dibacakan, sehingga mereka merupakan pembaca yang cepat dan tekun
  5. Lebih suka musik dari pada seni
  6. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya
  7. Mengingat sesuatu berdasarkan asosiasi visual
  8. Memiliki kemampuan mengeja huruf dengan sangat baik
  9. Lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain
  10. Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat “ya” atau “tidak’

Ciri-ciri gaya belajar auditori :

  1. Mudah terganggu oleh keributan
  2. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat
  3. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
  4. Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
  5. Biasanya ia pembicara yang fasih
  6. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
  7. Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
  8. Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual
  9. Lebih menyukai seni musik dibandingkan seni yang lainnya
  10. Senang berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu secara panjang lebar.

Ciri-ciri gaya belajar kinestetik :

  1. Berbicara perlahan
  2. Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan
  3. Belajar melalui memanipulasi dan praktek
  4. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
  5. Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
  6. Menyukai permainan yang menyibukkan, sehingga tidak dapat duduk diam di suatu tempat untuk waktu yang lama
  7. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
  8. Berdiri dekat ketika sedang berbicara dengan orang lain
  9. Memiliki perkembangan otot yang baik
  10. Pada umumnya tulisannya jelek

Strategi untuk mempermudah proses belajar dari masing-masing gaya belajar

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual :

  1. Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.
  2. Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.
  3. Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
  4. Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).
  5. Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori :

  1. Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga.
  2. Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
  3. Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
  4. Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
  5. Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur.

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:

  1. Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.
  2. Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru).
  3. Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.
  4. Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.
  5. Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik.
Psikotes

Psikotes, Perlu Apa Nggak Sih?

Pendidikan merupakan upaya peningkatan keunggulan Sumber Daya Manusia yang paling efektif, dengan pendidikan yang unggul yang diselenggarakan dalam satuan pendidikan yang ungul diharapkan mampu menghasilkan Sumber Daya Manusia yang unggul untuk berkembang maju dan bersaing pada tingkat regional, nasional dan global dimana di dalamnya anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi anak yang memiliki karakter dan prestasi unggulan, sesuai dengan potensi yang disemai oleh Sang Pencipta di dalam dirinya.
Dengan keunggulan yang demikian, anak diharapkan tidak saja mampu meraih prestasi terbaik di sekolah dan di pendidikan lanjutan, melainkan juga berhasil meraih karir gemilang di dunia kerja, dan memberi banyak manfaat bagi keluarga dan masyarakat.
Setidaknya ada 4 (empat) potensi dasar yang menopang keberhasilan anak, yakni potensi kecerdasan, kepribadian, minat bakat, dan pola belajar anak. Agar dapat secara efektif mengembangkan anak menjadi anak unggulan, empat potensi dasar tersebut seyogyanya diketahui oleh orang tua dan guru sejak dini.
Dengan mengetahui potensi dasar yang dimiliki anak, maka orang tua dan guru dapat terhindar dari kesalahan dalam membina, mengarahkan dan mengasuh anak, sehingga anak tidak sampai salah asuh atau salah jurusan dalam perencanaan individualnya, yang sangat berpotensi menyebabkan anak tidak berprestasi dan tidak dapat berkembang secara optimal selama dalam proses pendidikan, atau kebingungan dalam mencari pekerjaan (menganggur) atau memilih pekerjaan yang sesuai dengan Passion setelah menyelesaikan pendidikan lanjutan.
Untuk mengetahui potensi kecerdasan, bakat minat serta pola belajar anak, perlu dilakukan penelusuran secara ilmiah melalui kegiatan psikotes. Dari hasil psikotes, sekolah, orang tua dan guru sejak dini dapat memastikan bahwa Perencanaan Individual anak sudah dilakukan dengan baik karena anak diasuh dengan pola yang tepat, berada di lingkungan yang tepat, sekolah lanjutan yang tepat, dan pada jurusan yang tepat sesuai dengan minat dan bakatnya dan belajar sesuai dengan pola belajarnya.
Pola belajar atau gaya belajar berhubungan dengan cara anak belajar, serta cara belajar yang disukai. Anak pada umumnya akan sulit memproses informasi dalam satu cara yang dirasa tidak nyaman bagi mereka. Anak memiliki kebutuhan belajar sendiri, belajar dengan cara yang berbeda, serta memproses informasi dengan cara yang berbeda.
Anak-anak yang demikianlah, pada waktunya akan menorehkan prestasi gemilang di sekolah lanjutan ataupun perguruan-perguruan tinggi favorit, dan sukses menjalani karir-karir unggulan. Keberhasilan itu, tidak saja akan mengharumkan nama sekolah, melainkan lebih dari pada itu, mampu mempercepat tercapainya kemajuan, keunggulan dan kesejahteraan daerah dan bangsa di masa depan.

Etika Siswa

Etika terhadap Guru

Supaya menjadi murid yang berbakti kepada guru dan berakhlak mulia, maka perlu diperhatikan etikanya, yaitu seorang murid terhadap gurunya, diantaranya adalah :

  1. Mendengarkan pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan perhatian penuh.
    Dengan demikian si murid dapat memperoleh pemahaman yang benar. Juga guru tidak capek karena murid cepat mengerti.
  2. Dihadapan guru hendaknya bersikap rendah hati
    Sebab murid yang beradab dan rendah hati akan mendapat ilmu yang bermanfaat. Selain itu, hendaknya engkau selalu berhati-hati , tidak menantang dan membangkang selama pelajaran yang di sampaikan oleh sang guru tidak bertentangan dengan syari’ah dan aqidah.
  3. Berdiri untuk memberi penghormatan pada sang guru.
    Dalam suatu majlis, ketika guru datang sebaiknya berdiri untuk menyambut kedatangannya. Jangan duduk sampai ia mengizinkan duduk. Setelah itu duduklah di hadapannya dengan sopan, dan tidak mendahului guru didalam pembicaraan, atau bahkan memutuskan penbicaraannya.
  4. Ajukan pertanyaan dengan perkataan yang lembut.
    Jika tidak mengerti suatu masalah yang diajarkan guru, maka hendaknya mengjukan pertanyaan kepadanya dengan perkataan yang lemah lembut dan jelas, agar guru mengerti apa yang ditanyakan.
  5. Jawablah pertanyaan guru dengan baik.
    Jika guru mengajukan pertanyaan tentang pelajaran yang baru disampaikan, maka jawablah pertanyaannya dengan baik. Jangan mendahului menjawab jika guru bertanya kepada orang lain, karena sikap yang demikian itu menunjukkkan kesombongan dan adab yang rendah, seakan-akan dirimu merasa paling pandai.
  6. Berilah salam kepada sang guru setiap kali bertemu.
    Hendaknya mendahului memberikan salam dan menjabat tangannya setiap kali bertemu sang guru, serta menghadapinya dengan wajah ceria penuh senyum.
  7. Menjenguk guru yang sakit.
    Jika guru sedang sakit maka segeralah dijenguk , tanyakan tentang kesehatannya, dan do’akan agar dia cepat sembuh.
  8. Bermusyawarah dengan guru.
    Jika menghadapi urusan-urusan yang sulit untuk di atasi sendiri maka hendaknya bermusyawarah dengan guru.
  9. Mendengarkan nasehat-nasehat guru dengan baik.
    Apabila yang disampaikan itu tidak sesuai dengan kata hati, atau tidak sesuai dengan kenyataan yang dihadapi, maka sampaikanlah keberatan itu denga tutur bahasa yang baik, agar tidak menyinggung perasaannya.
  10. Jangan memanggil gurumu dengan namanya.
    Karena itu merupakan perbuatan yang tidak sopan serta tidak punya rasa hormat kepada sang guru.
  11. Jangan berjalan didepannya.
    Berjalan didepan guru itu menujukkan ketidak sopanan, serta berbau takabbur, sepertinya ia lebihmulia dari pada gurunya.
  12. Jangan engkau duduki tempat duduknya.
    Maksudnya tempat duduk yang sering dipakai duduk saat dia mengajar.
  13. Jangan banyak berbicara dengannya, serta jangan menyebarkan rahasianya.
    Murid yang menyebarkan rahasia atau aib gurunya sama dengan melecehkan kehormatan sang guru dan merobek kepercayaannya.
  14. Jangan berdusta kepada guru.
    Katakana apa adanya jika ia bertanya sesuatu, meskipun itu terasa pahit. Murid yang berani berdusta kepada gurunya, maka ia akan lebih berani lagi berdusta kepada orang lain. Inilah awal yang tidak baik bagi pertumbuhan jiwa seseorang.
  15. Jangan marah jika ditegur guru.
    Ketika guru menegur atau menasihati janganlah marah, tetapi hendaknya bersikap diam dan mengucapkan trima kasih. Atas teguran atau nasehatnya. Hal itu menunjukkan bahwa sang guru sangat menyayangi, dia tidak ingin muridnya terjerumus dalam kesalahan atau perbuatan dosa.
  16. Hindari berburuk sangka kepada gurumu.
    Karena berburuk sangka terhadap guru merupakan perbuatan yang tercela. Sebab ia lebih mengetahui apa yang dilakukannya.
  17. Jangan menganggap teguran guru itu adalah suatu kebencian.
    Sebab teguran guru itu bertanda ia menyayangi muridnya, sehingga ia perlu mengingatkann muridnya agar tidak terjerumus pada perbuatan munkar dan tercela.
  18. Do’akan guru yang meninggal dunia.
    Jika mendapat kabar kalau guru telah meninggal dunia, maka do’akanlah dia agar kebaikkannya dibalas oleh Allah SWT dengan berlipat ganda.
    Nasehat ini hendaknya engkau jalani, Insya Allah engkau akan menjadi murid yang shalih dan bermanfaat ilmu mu.
The-SQ3R-Method-1024x512

Membaca Dengan Metoda SQ3R

SQ3R merupakan metode yang sangat baik untuk membaca secara intensif dan rasional. Metode SQ3R yang di kembangkan oleh Prof.Francis P.Robinson, guru besar psikologi dari Ohio State Unifersity sejak tahun 1941. Istilah syrtabaku (survey, tanya, baca, katakan, ulang) diperkenalkan oleh Nurhadi (1989) . Metode ini lebih tepat di perlukan untuk keperluan studi. Karena itu metode ini di rancang menurut jenjang yang memungkinkan siswa untuk belajar sistematis,dan efisien.

Membaca Efektif dengan SQ3R
Ada banyak metode membaca yang ditawarkan ilmuwan. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas salah satunya yakni metode SQ3R. Metoda SQ3R memberikan strategi yang diawali dengan membangun gambaran umum tentang bahan yang dipelajari, menumbuhkan pertanyaan dari judul/subjudul suatu bab dan dilanjutkan dengan membaca untuk mencari jawaban dari pertanyaan.
Membaca dengan metoda SQ3R terdiri atas lima tahapan proses yaitu :

    1. Survey atau meninjau
    2. Question atau bertanya
    3. Read atau membaca
    4. Recite atau menuturkan
    5. Review atau mengulang

 

    Berikut penjelasan Lima Tahap Metode SQ3R
  1. Survey
    Dengan melakukan peninjauan dapat dikumpulkan informasi yang diperlukan untuk memfokuskan perhatian saat membaca. Peninjauan untuk satu bab memerlukan waktu 5-10 menit. Apa yang ditinjau?
    Baca Judul Hal ini dapat membantu untuk memfokuskan pada topik bab.
    Baca Pendahuluan Memberikan orientasi dari pengarang mengenai hal-hal penting dalam bab. Baca kepala judul/sub bab Memberikan gambaran mengenai kerangka pemikiran.
    Perhatikan grafik, diagram Adanya grafik, diagram dan gambar ditujukan untuk memberikan informasi penting sebagai tambahan atas teks
    Perhatikan alat Bantu baca Termasuk huruf miring, definisi, pertanyaan di akhir bab yang ditujukan untuk membantu pemahaman dan mengingat.
  2. Quetion
    Setelah kerangka pemikiran suatu bab diperoleh, mulai perhatikan kepala judul/sub bab yang biasanya dicetak tebal. Perhatikan kepala judul ini satu per satu dan ubah kepala judul ini jadi beberapa pertanyaan.
    Tulislah pertanyaan-pertanyaan itu pada suatu kolom dengan lebar 1/3 halaman kertas dan kolom sisanya untuk jawaban yang diperoleh selama membaca. Misalkan kita membaca buku tentang “Belajar di SMA” dan kepala judulnya adalah “Manfaatkan berbagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolahmu”. Pertanyaan yang dapat kita munculkan adalah “Mengapa kita harus memanfaatkan kegiatan ekstrakurikuler?” dan “Bagaimana caranya kita bisa ikut terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler?”.
  3. Read
    Dengan membaca, kita mulai mengisi informasi ke dalam kerangka pemikiran bab yang kita buat pada proses Survey. Bacalah suatu sub bab dengan tuntas jangan pindah ke sub bab lain sebelum kita menyelesaikannya. Pada saat membaca, kita mulai mencari jawaban pertanyaan yang kita buat pada Question. Tuliskan jawaban yang kita peroleh dengan dengan kata-kata sendiri di kertas yang pada 2/3 kolom yang disiapkan.
    Ingat, Jangan Membaca di Tempat Tidur !!
  4. Recite
    Pada umumnya kita cepat sekali lupa dengan bahan yang telah dibaca. Dengan melakukan proses Recite ini kita bisa melatih pikiran untuk berkonsentrasi dan mengingat bahan yang dibaca. Proses ini dilakukan setelah kita menyelesaikan suatu sub bab.
    Cara melakukan Recite adalah dengan melihat pertanyaan-pertanyaan yang kita buat sebelum membaca sub bab tersebut dan cobalah jawab pada selembar kertas tanpa melihat buku.
  5. Review
    Review membantu kita untuk meyempurnakan kerangka pemikiran dalam suatu bab dan membangun daya ingat kita untuk bahan pada bab tersebut. Proses ini dapat dilakukan dengan membaca ulang seluruh sub bab, melengkapi catatan atau berdiskusi dengan teman. Cara Review yang terbukti efektif adalah dengan menjelaskan kepada orang lain.